Membongkar rumah lama bukan sekadar merobohkan bangunan. Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan, mulai dari luas bangunan, material, hingga biaya tenaga kerja. Jika salah perhitungan, bisa jadi pengeluaran membengkak. Berikut panduan sederhana cara menghitung biaya bongkar rumah lama.
1. Hitung Luas Bangunan
Biaya bongkar biasanya dihitung per meter persegi. Semakin besar luas bangunan, semakin tinggi biaya total.
- Contoh: Rumah 100 m² dengan tarif Rp 150.000/m² → total biaya Rp 15.000.000.
2. Jenis Material Bangunan
Rumah berdinding bata, beton bertulang, atau struktur baja biasanya lebih mahal biaya bongkarnya karena butuh tenaga ekstra dan alat berat.
- Rumah kayu → relatif lebih murah.
- Rumah beton bertulang → lebih mahal.
3. Lokasi dan Akses
Rumah yang terletak di gang sempit atau sulit dilalui truk pengangkut puing akan menambah biaya karena butuh tenaga lebih untuk mengangkut material.
4. Biaya Angkut Puing
Jangan lupakan biaya pembuangan puing. Beberapa jasa sudah termasuk angkut puing, tapi ada juga yang menagih terpisah. Pastikan hal ini jelas sejak awal.
5. Faktor Tambahan
- Apakah ada bagian yang ingin dipertahankan? (misalnya pondasi, pagar, atau sebagian tembok).
- Apakah butuh alat berat seperti excavator?
6. Estimasi Kasar
Sebagai gambaran, biaya bongkar rumah lama di area Jabodetabek biasanya berkisar:
- Rp 120.000 – Rp 200.000 per m² (tergantung kondisi).
Jadi, rumah berukuran 100 m² bisa memakan biaya antara Rp 12 juta – Rp 20 juta.
Kesimpulan
Menghitung biaya bongkar rumah lama perlu memperhatikan luas bangunan, jenis material, lokasi, dan biaya angkut puing. Untuk mendapatkan estimasi yang lebih akurat, sebaiknya hubungi penyedia jasa bongkar profesional.
👉 Butuh perhitungan cepat untuk rumah Anda? Hubungi jasabongkar.com sekarang melalui WhatsApp dan dapatkan estimasi gratis!
